Desain Alun Alun Kota Kediri versi Harianto Bernuansa Kultural - Warta Global Indonesia

Mobile Menu

Whatshop - Tema WhatsApp Toko Online Store Blogger Template

Top Ads

Klik

More News

logoblog

Desain Alun Alun Kota Kediri versi Harianto Bernuansa Kultural

Thursday, April 20, 2023
KEDIRI | wartaglobal.id — Seorang warga Kota Kediri bernama Harianto mampu menyungguhkan desain alun-alun Kota Kediri yang berbalut nilai histori, baik era klasik (kerajaan-red), era kolonial dan era milineal.

Animasi desain yang berlatarbelakang kultural ini rupanya mendapat apresiasi yang tidak sedikit di masyarakat termasuk para netizen.

Kepada media ini Harianto mengungkapkan kecintaannya terhadap seni dan budaya menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dalam kehidupannya (Rabu, 12/4/2023).

"Kebetulan saya juga seorang seniman yang gemar mendesain dengan suatu ciri khas yang mempunyai suatu makna. Untuk Alun alun ini saya desain condong untuk memberikan suatu ikon. Dimana Ikon ini mengambil dari budaya Kediri, sebab Kediri dahulu suatu kerajaan yang ada yang kemudian kita gali yang setidaknya perpaduan antara corak Bali dan Yogya. Contoh ikon yang saya tempatkan itu merupakan ikon Wijayakusuma," tutur pria jebolan Akademi Seni Rupa Yogyakarta itu.

Dikatakan, "Hal itu saya gali dari sejarah. Kediri itu identik dengan Bunga Wijayakusuma, kalau di Yogya itu melati. Simbolik untuk tiang-tiang listrik didesain saya itu berbentuk Bunga Wijayakusuma yang masih kuncup, itu nanti bisa diterapkan di seluruh kota ini untuk tiang penerangan jalan. Sedang simbol Bunga Wijayakusuma yang sedang mekar itu hanya ada di Alun alun."

Terkait tulisan KEDIRI JOYO WIJAYANTI menurutnya suatu sejarah juga. "Arsitektur pada tulisan itu saya buat seperti perahu. Karena perahu itu ada sejarahnya yakni JONG BIRU, karena dahulu daerah Bandar hingga Jong Biru diperkirakan merupakan pelabuhan. Untuk ornamen lantai saya desain bercorak batik Kediri, yang tentunya menambah kekhasan daerah ini. Desain ini saya saring dari tiga generasi yakni, era kerajaan, era perjuangan (mempertahankan keberadaan patung Mayor Bismo) dan era milineal," ucap Harianto.

"Dalam Animasi desain itu juga saya tampilkan ruang basement, yang nantinya bisa dipergunakan pedagang kaki lima (PKL) dan mampu menampung 300 kursi, juga ada ruang literasi sejarah, ada dinding yang menampilkan sejarah kediri termasuk untuk pameran, dan ada gedung pertemuan bawah tanah. Kemudian akan ada lorong bawah tanah yang menjadi akses menuju Masjid Agung. Intinya dalam konsep desain saya itu Alun alun menjadi lebih rapi dan prioritas dalam ide saya ada Malioboronya. Bila konsep Alun alun itu seperti ide saya maka dari Nabatiasa sampai Alun alun bisa tersambung dalam satu rangkaian eksotik," tambahnya.

Bukan hanya alun alun Kota Kediri saja yang mampu Harianto desain dengan balutan kultural, namun juga desain Jembatan Brawijaya ia make up sehingga tampak lebih kultural bak pintu gerbang kerajaan.

"Saya pinginnya Kota Kediri punya master plan tidak setengah-tengah rancu nanti," harapnya.

Warga Jamsaren tersebut menegaskan, "Saya menangkap ada kerinduan warga Kediri terhadap arsitektur yang bernuansa kultural, dan saya juga mengingatkan disini pernah ada kerajaan besar yang mewarnai peradaban nusantara. Apa salah kita hidupkan kembali simbol simbol sejarah untuk bisa dituturkan kembali kepada generasi penerus lewat seni arsitektur tradisional."

"Bila semua itu bisa diakomodir dan menjadi ikon akan menjadi magnet pariwisata yang tentunya berdampak pada peningkatan ekonomi warga kota," ujarnya.

Harianto kembali menekankan, bahwa perencanaan induk arsitektur sangat penting untuk keberhasilan desain tapak dan bangunan. Itu membutuhkan wawasan, kreativitas, dan pengalaman dari Arsitek yang hebat. Rencana Induk yang sukses mempertimbangkan banyak aspek dari kondisi yang ada seperti, lingkungan, komunitas, lingkungan, dan konteks, dan merespons kompleksitas, singkronisasi tersebut dalam desain yang canggih. Itu harus mempertimbangkan masa lalu, sekarang, dan masa depan serta realitas praktis, fungsional, dan ekonomi. Dan terakhir, harus mengkomunikasikan tanggapan desain dengan jelas kepada semua pemangku kepentingan.

"Ini tidak mudah! Namun di Vessel, kami memiliki proses metodis untuk menghasilkan rencana induk yang luar biasa. Alun alun merupakan induk untuk menjadikan kota yang punya brand dan masterplan sesuai karakter daerah," pungkasnya. (pita*/)

No comments:

Post a Comment