PENYULUHAN DAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN AKUPRESURE MANDIRI UNTUK MENGENDALIKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI DESA UBUD GIANYAR BALI - Warta Global Indonesia

Mobile Menu

Top Ads

Halaman Iklan Di SINI

Berita Update Terbaru

logoblog

PENYULUHAN DAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN AKUPRESURE MANDIRI UNTUK MENGENDALIKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI DESA UBUD GIANYAR BALI

Saturday, July 19, 2025

 PENYULUHAN DAN PENDAMPINGAN PELAKSANAAN AKUPRESURE MANDIRI  UNTUK MENGENDALIKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI DESA UBUD GIANYAR BALI

Disampaikan dalam Pengabdian Kepada Masyarakat Poltekkes Kemenkes Denpasar 17 Juli 2025

Oleh :

I Wayan Sukawana, I Made Sukarja, Listina Ade Widya Ningtyas,



Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolic akibat tubuh kekurangan insulin atau intoleransi insulin dengan reseptonya. Insulin diproduksi oleh organ pancreas kemudian diikat oleh reseptornya yang berada pada organ hati dan otot untuk membuka pintu glukosa (glukosa transporter). Glukosa diperoleh dari penyerapan zat-zat makanan di usus setelah makan. Hasil penyerapan glukosa diusus kemudian memasuki system peredaran darah. Hal ini mengakibatkan terjadi peningkatan kadar glukosa darah segera setelah makan.


Terbukanya pintu glukosa pada organ hati dan otot mengakibatkan sejumlah glukosa dalam darah akan berpindah ke sel hati maupun sel otot. Dalam organ hati maupun otot, glukosa tersebut diubah menjadi glikogen. Glikogen merupakan cadangan zat makanan bagi tubuh saat tidak makan. Saat tidak ada asupan makanan, glikogen dalam hati dan otot diubah menjadi glukosa dan dilepaskan menuju system peredaran darah.


Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sebagian besar sel tubuh terutama system saraf.  Kekurangan energi pada system saraf dan organ vital lainnya dapat berakibat fatal. Sebaliknya kelebihan glukosa pada system peredarah darah mengakibatkan berbagai komplikasi. Oleh sebab itu, tubuh manusia senantiasa mejaga agar kadar glukosa darah selalu dalam rentang normal. Kadar glukosa darah normal dalam tubuh dalam kisaran 70-100 mg/dL saat puasa dan kurang dari 140 mg/dL setelah makan.


Gangguan pada pancreas atau tidak terikatnya insulin dengan reseptornya mengakibatkan glukosa akan menumpuk dalam system peredaran darah (hiperglikemia). Disisi lain, tubuh kekurangan energi sehingga merangsang lapar dan banyak makan (polifagia). Hiperglikemia mengakibatkan kekentalan darah meningkat yang merangsang rasa haus berlebihan sehingga banyak minum (polydipsia). Daya bendung ginjal terhadap glukosa terlampaui sehingga sejumlah glukosa akan hanyut bersama air seni. Air seni menjadi lebih pekat akibat mengandung banyak glukosa sehingga menarik cairan tubuh. Hal ini mengakibatkan banyak kencing (polyuria).


Polifagia, polydipsia, dan poliuria disebut dengan trias (tiga gejala utama) DM. DM merupakan salah satu penyakit yang tidak dapat disembuhkan, bersifat kronis dan cenderung progresif. DM berkepanjangan cenderung menimbulkan berbagai komplikasi. Komplikasi ini dapat menyerang berbagai organ tubuh dan menyebabkan masalah kesehatan serius. Komplikasi DM meliputi masalah jantung dan pembuluh darah, kerusakan saraf (neuropati), masalah ginjal (nefropati), kerusakan mata (retinopati), dan masalah pada kaki, seperti luka yang sulit sembuh dan infeksi.


Berbagai komplikasi tersebut dapat dicegah dengan mengendalikan kadar glukosa darah. Terdapat tiga pilar utama pengendalian kadar glukosa darah pada DM, yaitu;  pengaturan pola makan (diet), olah raga teratur, dan kepatuhan dalam mengonsumsi obat DM. Namun demikian, lebih dari 50% pasien DM mengalami masalah kadar glukosa darah yang tidak terkendali.


Pengendalian kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan tindakan komplementer.  Salah satu Tindakan komlementer yang telah diteliti dan terbukti efektif dalam mengendalikan kadar glukosa darah adalah akupresur mandiri  pada titik poin ST-36 (Zusanli), KD-3 (Taixi), dan SP-6 (Sanyinjiao). ST-36 terletak 4 jari dibawah lutut, 1 jari disamping luar tulang kering (tibia). KD-3 terletak pada pergelangan kaki bagian dalam, antara tulang pergelangan kaki dan tendon Achilles. SP-6 terletak empat jari di atas pergelangan kaki bagian dalam, pada bagian lunak atau otot betis bagian bawah dekat tulang kering (tibia).  Akupresur dilaksanakan secara mandiri dengan penekanan secara intermiten selama 10 detik diselingi 2 detik istirahat. Durasi penekanan masing-masing 5 menit.


Sehubungan dengan hasil penelitian tersebut, tim peneliti (I Wayan Sukawana, I Made Sukarja, Listina Ade Widya Ningtyas, dan mahasiswa) kemudian melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (PKM) dengan judul Penyuluhan Dan Pendampingan Pelaksanaan Akupresure Mandiri  Untuk Mengendalikan Kadar Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes Melitus. PKM dilksanakan di desa Lodtunduh kecamatan Ubud pada hari Kamis tanggal 17 Juli 2025. Pada kegiatan PKM ini dilaksanakan pengukuran tekanan darah dan kadar glukosa darah, penyuluhan dan demonstrasi akupresur mandiri, serta evaluasi kemampuan audien untuk melakukan redemonstrasi. Tampak peserta sangat antusias mengikuti rangkaian kegiatan.

 


No comments:

Post a Comment