Garda Indonesia Pertanyakan Pertemuan Wapres Gibran dengan Kelompok Beratribut Ojol, Nilai Langkah Setwapres Ceroboh. - Warta Global Indonesia

Mobile Menu

Top Ads

Dirgahayu RI
🎉 Dirgahayu Republik Indonesia ke-80 — 17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2025 🎉

More News

logoblog

Garda Indonesia Pertanyakan Pertemuan Wapres Gibran dengan Kelompok Beratribut Ojol, Nilai Langkah Setwapres Ceroboh.

Tuesday, September 2, 2025

Jakarta, WartaGlobal.Id Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online (Garda Indonesia), Raden Igun Wicaksono, menegaskan bahwa para pengemudi beratribut ojol yang bertemu Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di Istana Wapres pada Minggu (31/8) bukan bagian dari asosiasinya.

Menurut Igun, tidak ada satu pun pengurus atau anggota Garda Indonesia yang mengenal kelompok tersebut. “Enggak ada yang mengetahui mereka dari kelompok mana, mewakili siapa. Yang pasti, asosiasi resmi itu ya kami, terdaftar di negara, dan kami saksi langsung tragedi yang menimpa Affan Kurniawan,” ujarnya.

Dalam video unggahan Setwapres, para pengemudi yang hadir mengaku senang berdialog dengan Gibran dan menyebut pertemuan itu sebagai wadah menyampaikan keresahan soal pendapatan yang menurun pasca-unjuk rasa. Mereka juga menyebut Gibran berjanji mengawal proses hukum atas kematian Affan, pengemudi ojol yang tewas dilindas kendaraan taktis Brimob.

Namun, Igun menilai langkah Setwapres janggal. Ia menyebut kelompok yang dihadirkan tidak pernah terlihat di lokasi tragedi, bahkan saat proses otopsi jenazah di RSCM. “Kelompok ini tidak pernah ada di lokasi. Jadi wajar kalau muncul kekecewaan di kalangan pengemudi. Pertanyaannya, apakah ini rekayasa atau settingan?” tegasnya.

Igun menilai pertemuan itu justru menimbulkan disinformasi. “Ini kecerobohan dari Setwapres. Publik bisa salah paham, seolah ada perdamaian, padahal proses hukum tragedi Affan belum tuntas, bahkan olah TKP belum dilakukan,” tambahnya.

Ia juga menolak anggapan bahwa pertemuan tersebut meredam kemarahan pengemudi. Menurutnya, langkah itu justru memperkeruh suasana dan menimbulkan opini negatif. “Kalau ingin berdialog, libatkan asosiasi resmi. Kami lembaga, bukan perorangan,” tandas Igun.

Pimpred (Kapita)