
Wartaglobal.id | Teheran, 26 Juni 2025 — Presiden Iran, Masoud Reza Shkian, menyampaikan pernyataan resmi terkait berakhirnya konflik bersenjata selama 12 hari antara Iran dan Israel. Dalam pidatonya, Reza Shkian menyebutkan bahwa keteguhan dan semangat perlawanan rakyat Iran menjadi faktor utama keberhasilan negaranya dalam menghadapi serangan militer dari Israel.
Konflik tersebut mencapai titik akhir setelah Amerika Serikat, melalui Presiden Donald Trump, mengumumkan bahwa Iran dan Israel telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata. Gencatan senjata ini menjadi akhir dari ketegangan militer yang memuncak sejak dimulainya perang pada Jumat, 13 Juni 2025 lalu.
"Rakyat Iran telah menunjukkan keberanian luar biasa dalam menghadapi agresi. Ini adalah kemenangan kehormatan dan tekad kami," ujar Reza Shkian dalam konferensi pers usai pengumuman gencatan senjata.
Selama konflik tersebut, Iran tidak hanya menghadapi serangan dari Israel, tetapi juga serangan rudal oleh Amerika Serikat pada Minggu, 22 Juni 2025. Serangan tersebut menyebabkan korban jiwa dari kalangan militer Iran dan juga warga sipil di wilayah Shkian.
Kementerian Kesehatan Iran mencatat bahwa sedikitnya 606 warga sipil tewas dan lebih dari 1.000 orang luka-luka akibat serangan udara dan rudal selama perang berlangsung. Sebagai respons, Iran juga melancarkan sejumlah serangan balasan terhadap wilayah Israel.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Israel melaporkan bahwa konflik ini telah menewaskan 28 warga Israel dan melukai sekitar 3.000 orang lainnya.
Meskipun gencatan senjata telah dicapai, situasi masih penuh ketegangan. Komunitas internasional menyerukan agar kedua pihak menahan diri dan segera kembali ke meja diplomasi guna mencegah konflik serupa di masa mendatang.
No comments:
Post a Comment