Heboh! Tokoh Barat Pro-Israel Masuk Kepengurusan NU, PBNU di Tengah Krisis Kepercayaan. Wajar Gus Yahya Dicopot! - Warta Global Indonesia

Mobile Menu

Top Ads

Dirgahayu RI
🎉 Dirgahayu Republik Indonesia ke-80 — 17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2025 🎉

More News

logoblog

Heboh! Tokoh Barat Pro-Israel Masuk Kepengurusan NU, PBNU di Tengah Krisis Kepercayaan. Wajar Gus Yahya Dicopot!

Tuesday, November 25, 2025

Jakarta, 25 November 2025 
, WartaGlobal. Id 
Publik Nahdlatul Ulama (NU) dikejutkan oleh beredarnya kabar bahwa sebuah tokoh Barat yang dikenal sebagai pendukung kuat Israel masuk dalam jajaran penasehat khusus di lingkungan Pengurus Besar NU (PBNU). Polemik ini memicu gelombang kritik tajam dan pertanyaan besar: 

Apakah NU tengah “dikader” ulang oleh figur yang berafiliasi dengan kepentingan Zionis?Semua bermula dari undangan resmi PBNU kepada tokoh Amerika Serikat Peter Berkowitz sebagai narasumber utama dalam acara internasional yang digelar Asosiasi Kader Nahdlatul Ulama (AKNU) pertengahan November. 
Acara itu bertajuk “Forum Dialog Peradaban dan Demokrasi,” yang selama ini menjadi label internasional PBNU.

Peter Berkowitz dikenal sebagai akademisi konservatif yang terang-terangan mendukung kebijakan militer Israel di Palestina dan pendorong normalisasi hubungan Arab-Israel, bahkan tercatat sebagai pejabat pada masa pemerintahan Donald Trump.
 Kehadiran sosok demikian dalam forum kader NU langsung menimbulkan kegaduhan. Publik menuding bahwa calon pengurus NU akan “dicuci otak” dengan pandangan pro-Zionis yang bertentangan dengan semangat perjuangan Nahdlatul Ulama.Situasi makin memanas, terutama ketika Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar mengumumkan pencabutan mandat Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf pada 23 November 2025. 

Bersamaan dengan itu terungkap fakta mengejutkan bahwa Charles Holland Taylor, warga AS yang dikenal sebagai Haji Muhammad Kholil setelah mualaf di tahun 2003, adalah salah satu penasehat khusus yang memiliki peranan rekomendasi dalam setiap acara lembaga NU. Charles Holland Taylor dikenal sebagai co-founder beberapa lembaga internasional yang berafiliasi dengan NU, memperkuat indikasi keterlibatan orang asing di posisi strategis PBNU.

Diketahui pula, Ketua PBNU yang dicopot kerap bepergian ke Israel dan foto-foto mesranya dengan PM Israel Benjamin Netanyahu tersebar luas di media sosial, semakin menguatkan tudingan adanya pengaruh asing dalam pengurusan NU. 

Penolakan keras datang dari berbagai elemen warga NU yang melihat ini sebagai ancaman terhadap citra dan integritas organisasi terbesar umat Islam Indonesia itu.

Peristiwa ini terjadi bertepatan dengan situasi tragedi kemanusiaan di Palestina, di mana puluhan ribu warga meninggal dunia akibat konflik dengan Israel, menambah kegeraman dan mempertajam tudingan bahwa PBNU kehilangan kompas perjuangan asli.

Publik dan kader NU saat ini menuntut klarifikasi lengkap mengenai siapa yang bertanggung jawab mengundang tokoh dengan kepentingan pro-Zionis serta peran Charles Holland Taylor dalam struktur kepengurusan PBNU.

 Apakah ini tanda perubahan haluan ideologis NU atau sekadar kesalahan internal yang harus segera diperbaiki?