Isu Jokowi Jadi Dewan Pembina PSI: Ini Kata Kaesang!

SOLO, WARTAREPUBLIK --

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, akhirnya menanggapi kabar yang menyebut bahwa Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), yang juga ayahnya, akan bergabung sebagai dewan pembina PSI.

Menjelang Kongres PSI yang akan digelar pada Sabtu, 19 Juli 2025, di Kota Solo, Kaesang meminta publik untuk menunggu proses kongres berjalan lebih dulu sebelum menarik kesimpulan.

“Ya, kan ini biar berjalan dulu. Kongresnya belum selesai. Biar kongres berjalan. Kan belum terjadi,” ujar Kaesang kepada wartawan, Jumat (18/7/25).

Kaesang juga menegaskan bahwa penentuan posisi dalam struktur dewan pembina partai bukan merupakan kewenangannya sebagai ketua umum, melainkan ranah dewan pendiri partai.

“Karena dewan pembina itu secara nomenklaturnya sudah berbeda. Harus tanya ke dewan pendiri partai. Itu bukan wewenang saya,” tegasnya.

Isu bergabungnya Jokowi ke PSI menguat setelah dikabarkan akan hadir sebagai narasumber dalam Kongres PSI 2025. Mantan Wali Kota Solo itu pun telah mengonfirmasi akan menghadiri kongres.

“InsyaAllah saya hadir. Saya diundang, saya datang,” ujar Jokowi saat ditemui di kediamannya di kawasan Sumber, Solo, beberapa hari lalu.

Namun, Jokowi enggan menjelaskan lebih jauh mengenai kapasitas kehadirannya, apakah hanya sebagai tamu undangan atau narasumber.

“Itu tanyakan ke PSI yang mengundang,” jawabnya singkat.

Ketika ditanya apakah PSI akan menjadi ‘pelabuhan baru’ Jokowi dalam dunia politik setelah tidak lagi menjabat sebagai presiden, pria kelahiran Surakarta itu menyatakan bahwa segala kemungkinan masih dipertimbangkan dengan matang.

“Semua masih perhitungan, pertimbangan yang matang, dan perlu pertimbangan matang,” pungkas Jokowi.

Sementara itu, kunjungan Kaesang ke Karanganyar merupakan bagian dari kegiatan konsolidasi internal PSI di wilayah Solo Raya, yang meliputi Karanganyar, Solo, Sukoharjo, Klaten, Wonogiri, dan Sragen. 

Pertemuan ini dilakukan untuk memperkuat basis kader menjelang agenda-agenda strategis partai ke depan.

Meski namanya terus dikaitkan dengan kiprah politik ayahnya, Kaesang memilih bersikap hati-hati dan tidak ingin berspekulasi.

“Nggak usah ada kata ‘andai’,” tutup Kaesang dengan singkat. (Joko S)