Polri Terlalu Banyak Pekerjaan Dari MBG Sampai Jualan Beras Hingga Lupa Tugas Dan Fungsi Sebenarnya"Listyo Mundur Atau Dipaksa Mundur Rakyat Indonesia - Warta Global Indonesia

Mobile Menu

Top Ads

Dirgahayu RI
🎉 Dirgahayu Republik Indonesia ke-80 — 17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2025 🎉

More News

logoblog

Polri Terlalu Banyak Pekerjaan Dari MBG Sampai Jualan Beras Hingga Lupa Tugas Dan Fungsi Sebenarnya"Listyo Mundur Atau Dipaksa Mundur Rakyat Indonesia

Friday, August 29, 2025

Jakarta, 28/8/2025, WartaGlobal.Id – Peristiwa tragis seorang pengemudi ojek online (ojol) yang dilindas kendaraan taktis Baraccuda milik Brimob dalam aksi demonstrasi memicu gelombang kritik terhadap institusi Polri. Kejadian itu dinilai sebagai bukti bahwa kepolisian saat ini telah terbebani terlalu banyak tugas di luar fungsi utamanya.

Kritik publik mengemuka dengan menyoroti bahwa Polri tidak lagi sepenuhnya fokus pada mandat konstitusionalnya, melainkan turut masuk ke ranah di luar fungsi dasar, mulai dari program sosial-ekonomi hingga pengelolaan pangan. “Dari MBG sampai urusan jual beras, itu bukan tugas dan fungsi kepolisian. Akibatnya, tugas inti seperti perlindungan masyarakat jadi terabaikan,” ungkap salah seorang pengamat hukum tata negara.

Secara normatif, tugas Polri diatur jelas, yaitu:

  1. Menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

  2. Menegakkan hukum.

  3. Melindungi, mengayomi, dan melayani warga negara.

Namun dalam praktiknya, kepolisian kerap disibukkan dengan berbagai program tambahan yang memunculkan tanda tanya soal prioritas dan akuntabilitas. Beberapa polisi bahkan terlibat dalam kegiatan di luar ranah keamanan, mulai dari aktivitas komunitas hingga inisiatif ekonomi.

Pengamat menekankan, meski kegiatan tambahan tersebut bisa bernilai positif, hal itu tidak boleh menggeser fokus utama. “Ketika polisi masuk terlalu jauh ke bidang yang bukan mandatnya, risiko gesekan dengan masyarakat semakin besar, apalagi jika muncul tindakan represif di lapangan,” ujarnya.

Peristiwa ojol dilindas Baraccuda menjadi puncak kekecewaan publik. Media sosial dipenuhi seruan yang mempertanyakan komitmen institusi kepolisian terhadap misi dasar mereka. Bahkan, sebagian suara keras mendesak agar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bertanggung jawab secara moral.

“Jangan salahkan rakyat jika kepercayaan terhadap Polri runtuh. Jika lembaga ini kehilangan legitimasi, konsekuensinya serius. Mundurnya Kapolri bisa jadi pilihan untuk memulihkan marwah institusi,” demikian salah satu pernyataan tegas yang beredar di ruang publik.