![]() |
Chief Operating Officer (COO) Danantara Indonesia Dony Oskaria |
Jakarta, WartaGlobal.Id – Presiden Prabowo Subianto resmi menunjuk Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dony Oskaria sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Menteri BUMN. Penunjukan itu tertuang dalam Surat Nomor B-20/M/S/AN.00.03/09/2025 yang diteken Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi pada 17 September 2025.
Kursi Menteri BUMN kosong setelah Erick Thohir dilantik Prabowo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga menggantikan Dito Ariotedjo. Untuk mengisi kekosongan itu, Prabowo menilai Dony punya kapasitas mumpuni. Selain menjabat Wamen BUMN, awal tahun ini ia juga dipercaya sebagai Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, superholding BUMN yang baru dibentuk.
Danantara disebut-sebut akan menjadi pengelola utama aset negara sekaligus mengambil alih sebagian fungsi Kementerian BUMN. Penunjukan Dony memperkuat sinyal bahwa peran Danantara bakal semakin dominan dalam peta besar restrukturisasi BUMN.
Dony Oskaria lahir di Tanjung Alam, Tanah Datar, Sumatera Barat, pada 1969. Latar belakang hidupnya sederhana, orang tuanya bekerja serabutan. Ia menempuh pendidikan dasar di kampung halaman, lalu bersekolah di SMP Negeri 7 Padang, SMA Negeri 75 Jakarta, hingga melanjutkan kuliah di Universitas Andalas. Tak cocok dengan jurusan akuntansi, Dony pindah ke Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, lalu meraih gelar MBA dari Asian Institute of Management, Filipina, tahun 2009.
Karier profesionalnya terentang panjang. Ia pernah menjadi Direktur Utama InJourney, holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata, serta menjabat posisi strategis di CT Corp, antara lain Managing Director Bank Mega (2012-2014), Komisaris Garuda Indonesia (2014-2019), CEO AntaVaya (2014-2020), hingga CEO Hospitality & Entertainment (2018-2020).
Berdasarkan LHKPN 2023, total kekayaan Dony mencapai Rp 46,68 miliar dengan aset berupa tanah dan bangunan di Jakarta dan Padang, dua mobil mewah (Toyota Alphard dan Mini Cooper), surat berharga Rp 17,62 miliar, serta kas senilai Rp 5,62 miliar. Ia juga tercatat memiliki utang Rp 16,79 miliar.
Penunjukan Dony Oskaria dianggap sebagai langkah strategis Presiden Prabowo untuk memperkuat BUMN sekaligus mematangkan transisi ke superholding Danantara. Seorang pejabat di lingkaran istana menilai pilihan ini bukan sekadar mengisi kekosongan, melainkan menyiapkan fondasi baru pengelolaan aset negara.
“Dony bukan hanya birokrat, tapi juga praktisi yang sudah teruji di sektor swasta dan BUMN. Itu yang dibutuhkan untuk memimpin transformasi,” ujar sumber di pemerintahan.