Aceh 8 Desember 2025 , WartaGlobal. Id
Gubernur Aceh Muzakir Manaf, yang akrab disapa Mualem, menyampaikan kekecewaannya secara terbuka terhadap Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait penanganan banjir besar yang melanda Aceh Tamiang. Dalam sebuah rapat terpadu penanganan banjir dan longsor di Lanud Sultan Iskandar Muda, Jumat (5/12), Mualem menilai respons BNPB di hari-hari awal bencana sangat lambat dan tidak maksimal, terutama pada proses evakuasi warga terdampak.
“Saya kecewa kepada BNPB di hari pertama banjir, khususnya di Aceh Tamiang,” ujar Mualem dalam video yang diunggah melalui akun pribadinya @muzakirmanaf1964, Sabtu (6/12).Menurutnya, alat-alat penyelamatan yang dimiliki BNPB tidak berfungsi dengan baik.
Kapal boat milik BNPB justru tidak dipergunakan saat evakuasi karena alasan bocor. Situasi ini memperparah kondisi korban banjir, dengan sejumlah warga ditemukan meninggal dunia di jalur nasional Langsa–Aceh Tamiang yang terendam air.“Boat mereka tidak dipakai dengan alasan bocor. Orang yang minta bantuan malah ditinggalkan, itu masalahnya,” tegasnya.Mualem menambahkan, keterlambatan pembersihan jalan yang terendam membuat bantuan sulit sampai dan memperburuk situasi di lapangan. Dia menegaskan koordinasi dan respons BNPB di masa krusial tersebut sangat kurang, yang berdampak fatal terhadap masyarakat yang terdampak bencana.Di sisi lain,
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, memberikan update kondisi terkini. Ia mengungkapkan jalur darat menuju Aceh Tamiang mulai bisa ditembus dari Langkat dan Sumatera Utara sehingga jalur suplai logistik terus diperbaiki dan diperkuat.“Suplai BBM, logistik, hingga dukungan infrastruktur kelistrikan semakin baik. PLN memasok genset untuk operasional rumah sakit agar pelayanan kesehatan bisa berjalan kembali,” kata Abdul Muhari pada Kamis (4/12).BNPB juga mengklaim bahwa koordinasi lintas instansi di lapangan terus aktif guna mempercepat pemulihan wilayah terdampak banjir. Namun, respons ini datang setelah kritikan tajam dari Gubernur yang menyoroti penanganan awal yang buruk dan menimbulkan kemarahan beberapa donatur yang membatalkan bantuannya ke Aceh.
