Liverpool, WartaGlobal.Id – Setelah dua bulan saga transfer penuh ketegangan, kepastian akhirnya tiba. Alexander Isak, penyerang andalan asal Swedia, resmi meninggalkan Newcastle United dan bergabung dengan Liverpool pada hari terakhir bursa transfer musim panas.
Isak, 25 tahun, sejatinya masih terikat kontrak jangka panjang dengan Newcastle hingga 2028. Namun, sejak Liverpool menunjukkan minat pada Juli lalu, sang pemain mulai menunjukkan sinyal tak betah. Puncaknya, ia mogok latihan dan menolak bermain, menuding klub telah berbohong terkait peluang transfernya.
Awalnya, Newcastle bersikeras hanya akan melepas Isak jika ada tawaran fantastis senilai 150 juta paun. Tawaran Liverpool sebesar 110 juta paun yang diajukan awal Agustus langsung ditolak. Namun, tekanan semakin kuat ketika Isak bersikap keras kepala, memaksa manajemen The Magpies mencari jalan keluar.
Situasi berubah setelah Newcastle sukses mengamankan Nick Woltemade dari Stuttgart sebagai pengganti. Sebelumnya, upaya mendatangkan Joao Pedro, Hugo Ekitike, hingga Benjamin Sesko kandas. Dengan kepastian striker baru, Newcastle akhirnya melunak.
Di detik-detik terakhir penutupan bursa, Liverpool mengumumkan perekrutan Isak dengan mahar 125 juta paun, menjadikannya rekor baru transfer klub sekaligus rekor transfer tertinggi dalam sejarah Liga Inggris. Tambahan lima juta paun disiapkan dalam bentuk loyalty payment.
“Liverpool FC telah menuntaskan transfer Alexander Isak dari Newcastle United,” bunyi pengumuman resmi klub.
Bagi Liverpool, kedatangan Isak merupakan langkah strategis untuk memperkuat lini depan setelah kepergian beberapa pemain kunci dalam dua musim terakhir. Sang striker diproyeksikan menjadi tandem sekaligus penerus Mohamed Salah di jantung serangan The Reds.
Adapun bagi Newcastle, kehilangan Isak menjadi pukulan telak, mengingat kontribusinya yang vital sejak direkrut pada 2022. Namun, tekanan internal dan situasi skuad membuat klub tak punya banyak pilihan selain merelakan kepergian sang bintang.
“Isak adalah pemain hebat yang memberi kami banyak momen penting. Namun, pada akhirnya, kami harus mengambil keputusan terbaik untuk klub,” ujar seorang sumber internal Newcastle
Warta Sport