Lonjakan Investasi Data Center AI, Indonesia Didorong Tak Jadi Penonton di Tengah Perebutan “Harta Karun Digital” - Warta Global Indonesia

Mobile Menu

Top Ads

Dirgahayu RI
🎉 Dirgahayu Republik Indonesia ke-80 — 17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2025 🎉

More News

logoblog

Lonjakan Investasi Data Center AI, Indonesia Didorong Tak Jadi Penonton di Tengah Perebutan “Harta Karun Digital”

Friday, October 31, 2025

Keuntungan Investasi di Data Center Selama 5 Tahun Mendatang

Jakarta, WartaGlobal.Id Dunia tengah memasuki babak baru revolusi digital. Ledakan pengembangan kecerdasan buatan (AI) memicu lonjakan kebutuhan data center yang masif. Negara-negara berkembang kini menjadi medan perebutan investasi infrastruktur digital bernilai raksasa.

Raksasa teknologi global seperti Google, Microsoft, Amazon, hingga Huawei terus menggelontorkan investasi miliaran dolar AS untuk membangun jaringan data center di Asia Tenggara — dengan Malaysia, Vietnam, dan Singapura menjadi magnet utama. Fenomena ini memperlihatkan bahwa masa depan ekonomi digital bertumpu pada kekuatan infrastruktur data, bukan sekadar aplikasi dan inovasi di permukaan.

Menurut riset terbaru Citigroup, total belanja infrastruktur AI global diperkirakan akan mencapai US$2,8 triliun atau sekitar Rp46.500 triliun hingga tahun 2029, naik tajam dari proyeksi sebelumnya sebesar US$2,3 triliun. Angka tersebut mencerminkan persaingan sengit antarnegara dalam memperebutkan posisi strategis di era ekonomi berbasis data.

Menanggapi tren ini, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan pentingnya kesiapan Indonesia menghadapi gelombang teknologi tersebut. Ia menilai, percepatan pembangunan data center harus disertai visi jangka panjang dan kebijakan yang berpihak pada kedaulatan data nasional.

“Data center tumbuh di mana-mana, harus makin canggih dan AI ready. Kita sekarang bicara AI. Kita tak bisa lagi lihat ke belakang, maka harus makin adaptif dan memahami secara utuh apa yang menjadi benefit dan konsekuensinya,” ujar AHY dalam acara FEKDI dan IFSE 2025, Kamis (30/10/2025).

AHY menilai, peluang ekonomi digital tak boleh membuat Indonesia hanya menjadi pasar. Negara harus memastikan kedaulatan atas data dan kemampuan teknologinya sendiri agar tidak bergantung penuh pada pemain asing.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Pakar ekonomi digital menyebut, tren investasi AI bukan hanya soal infrastruktur, tetapi juga persaingan kontrol atas arus informasi global. Negara yang menguasai data, akan menguasai masa depan ekonomi.

Indonesia kini dihadapkan pada pilihan: membangun kemandirian digital dengan kebijakan progresif, atau sekadar menjadi penonton di tengah perebutan “harta karun baru dunia” bernama data.

“Kita perlu keberanian politik dan arah pembangunan yang jelas. AI bukan masa depan — ia sudah menjadi kenyataan,” pungkas AHY.

Red/*