Elon Musk Raih Kompensasi Fantastis Rp16.600 Triliun, Setara Lima Kali Pendapatan Negara Indonesia. - Warta Global Indonesia

Mobile Menu

Top Ads

Dirgahayu RI
🎉 Dirgahayu Republik Indonesia ke-80 — 17 Agustus 1945 - 17 Agustus 2025 🎉

More News

logoblog

Elon Musk Raih Kompensasi Fantastis Rp16.600 Triliun, Setara Lima Kali Pendapatan Negara Indonesia.

Sunday, November 9, 2025

CEO Elon Musk Bibos TESLA

Austin, Texas, WartaGlobal.Id - Dunia bisnis internasional dikejutkan oleh keputusan luar biasa pemegang saham Tesla Inc. yang menyetujui paket kompensasi hampir 1 triliun dolar AS atau sekitar Rp16.600 triliun bagi CEO Elon Musk. Keputusan itu diambil dalam rapat umum tahunan Tesla di Austin, Texas, Kamis (6/11/2025), dengan dukungan hampir tiga perempat pemegang saham.

Nilai kompensasi tersebut setara lima kali lipat total pendapatan negara Indonesia sepanjang 2024 yang mencapai Rp2.842,5 triliun. Namun, bagi mayoritas pemegang saham Tesla, angka fantastis itu dinilai pantas sebagai penghargaan terhadap inovasi, kepemimpinan, dan visi ekstrem Musk yang dianggap membawa Tesla ke level perusahaan teknologi masa depan.

Begitu hasil pemungutan suara diumumkan, ruang rapat langsung bergemuruh oleh tepuk tangan dan sorak sorai. Musk bahkan menari spontan di atas panggung—pemandangan langka dalam forum perusahaan publik—menandakan euforia sekaligus kepercayaan penuh terhadap dirinya.

Dalam pidatonya, Musk menegaskan bahwa keputusan ini bukan sekadar kelanjutan dari perjalanan Tesla, melainkan pembukaan “buku baru” dalam sejarah perusahaan. Ia menegaskan komitmennya untuk mendorong Tesla melampaui batas industri otomotif, memasuki era teknologi robotik dan energi berkelanjutan.

Paket kompensasi Musk bukan dalam bentuk tunai, melainkan hak memperoleh lebih dari 400 juta lembar saham Tesla selama sepuluh tahun. Pencairannya bergantung pada pencapaian target yang disebut “misi ekstrem” oleh dewan direksi: mengirimkan 20 juta kendaraan listrik, membangun satu juta robot humanoid, dan meningkatkan valuasi Tesla dari 1,4 triliun dolar menjadi 8,5 triliun dolar AS.

Jika seluruh target itu terpenuhi, Musk akan menjadi individu pertama dalam sejarah dengan kompensasi korporasi senilai Produk Domestik Bruto (PDB) negara berkembang besar. Namun, pencapaian itu juga memunculkan perdebatan tajam di kalangan analis dan pemerhati ekonomi global.

Sebagian pihak menilai langkah tersebut berlebihan di tengah ketimpangan ekonomi dunia. “Ini mencerminkan ketimpangan sistemik di sektor korporasi modern. Ketika miliaran manusia berjuang untuk hidup layak, satu orang mendapatkan paket setara PDB negara besar,” ujar salah satu ekonom yang enggan disebut namanya.

Sebaliknya, kubu pendukung menilai keputusan ini strategis. Bagi mereka, Musk adalah aset vital bagi Tesla, dan mempertahankannya berarti menjaga arah inovasi serta dominasi perusahaan di pasar kendaraan listrik global yang semakin kompetitif.

Dewan direksi Tesla pun menegaskan, kehilangan Musk sama artinya dengan kehilangan jiwa perusahaan. “Kompensasi ini bukan hadiah, melainkan investasi untuk masa depan,” demikian pernyataan resmi Tesla setelah rapat.

Sementara sebagian pengamat menyebut keputusan ini sebagai bentuk “kultus terhadap karisma Musk”, banyak investor ritel melihatnya sebagai simbol keberanian Tesla mempertaruhkan segalanya pada satu nama. “Tidak semua orang menyukai Elon Musk, tapi tidak ada yang bisa menandingi efeknya terhadap dunia teknologi,” ujar seorang analis Wall Street yang mengikuti jalannya rapat di Austin.

(*)