
JAKARTA 19/12/2025, WartaGlobal. Id
Ancaman keras meledak dari jantung Muhammadiyah: Presiden Prabowo Subianto didesak mati-matian tetapkan status Bencana Nasional untuk Sumatra yang porak-poranda.
Jika diabaikan, gugatan konstitusional ke MK siap dilayangkan. Bukan isapan jempol—ini peringatan terakhir dari LBH Advokasi Publik Pimpinan Pusat Muhammadiyah.Sekretaris LBH AP PP, Ikhwan Fahrojih, tak main-main dalam konferensi pers daring Senin (15/12/2025).
"Kami tuntut Darurat Nasional di Sumatra sekarang juga! Kalau aspirasi rakyat diinjak, hukum konstitusi akan bicara," tegasnya. Skala bencana hidrometeorologi ini—banjir bandang dan longsor ganas di Aceh, Sumut, Sumbar—sudah lumpuhkan daerah. Pemerintah provinsi kewalahan, logistik mandek, korban jiwa dan pengungsi menumpuk.
Prioritas Ngawur: Makan Gratis vs Nyawa Rakyat
Ikhwan tak segan sindir alokasi anggaran negara yang "salah urus".
"Alihkan dana dari Makan Bergizi Gratis (MBG)—janji kampanye mahal itu—untuk evakuasi darurat! Ini bukan musibah alam semata, tapi bencana ekologi akibat kebijakan lingkungan gagal dan pengawasan abai," gebuknya. Pemerintah pusat sibuk pamer MBG, tapi Sumatra tenggelam dalam lumpur? Update lapangan hingga Rabu malam (17/12/2025) bikin merinding:Aceh: Banjir Aceh Utara-Timur rendam ribuan hektare sawah. 20.000 warga terjebak pengungsian, makanan minim.Sumut: Jalan Karo-Deli Serdang putus total gara-gara longsor susulan.
Tim gabungan gali puing cari korban tertimbun.Istana dan BNPB? Kepala BNPB Sudirman sudah turun ke Sumut, tapi status "Tanggap Darurat Provinsi" masih jadi tameng. Warga pelosok jerit logistik tak sampai, alat berat langka. Parlemen mulai bergolak—Komisi VIII DPR dorong realokasi Dana Siap Pakai (DSP) sebelum APBN 2025 kolplay.
Koalisi LSM lingkungan dan bantuan hukum bentuk "Posko Kawal Gugatan" akhir pekan ini jika Prabowo bungkam.Dilema Prabowo: Kampanye vs Krisis Triliunan
Pemerintah terjepit: MBG butuh duit gede, tapi darurat nasional bakal hisap APBN ekstra di penghujung tahun.
Penundaan ini picu tudingan: prioritas politik di atas nyawa rakyat? Muhammadiyah tak sendiri—dukungan rakyat sipil menggunung. Prabowo, saatnya pilih: janji atau kemanusiaan?