
Jakarta, wartaglobal.id - Dua wartawan Warta Global diduga mengalami intimidasi saat dipanggil ke kantor Gubernur Bali tanpa diberikan kesempatan hak jawab maupun hak koreksi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pers. Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar pukul 13.30 Wita di lobi kantor gubernur, dipanggil keduanya menemui bapak gubernur mengaku dimarahi, diancam, dan diperlakukan tidak pantas. Salah satu dari mereka merupakan wartawati, sebut saja Neti, yang menyampaikan bahwa situasi tersebut membuatnya merasa tertekan dan tidak nyaman.
Menurut keterangan Neti, Gubernur Bali menuding pemberitaan mereka merusak dan mengancam akan membawa kasus tersebut ke pengadilan apabila kembali memuat berita serupa. Ia juga menyampaikan bahwa gubernur sempat mengklarifikasi soal regulasi yang disebut sebagai rencana kebijakan tahun 2026 mengenai tidak diberikannya izin pembangunan pasar modern. Namun di tengah klarifikasi itu, emosi yang memuncak membuat situasi semakin memanas.
“Beliau bilang kalau tidak bisa menahan emosi, beliau pukul, sambil melotot. Kami juga ditanya sudah berapa lama tinggal di Bali dan berapa lama menjadi wartawan,” ujar Neti.
Pemanggilan wartawan tanpa prosedur yang mengedepankan hak jawab dinilai bertentangan dengan prinsip kemerdekaan pers. Dalam standar etika, setiap keberatan atas pemberitaan harus disampaikan melalui mekanisme resmi, bukan melalui tekanan verbal ataupun ancaman.

Menyikapi kejadian ini, Pimpinan Redaksi Pusat Warta Global Isbat Usman, menyatakan keberatan dan meminta Gubernur Bali memberikan permintaan maaf secara terbuka kepada dua wartawan yang merasa terintimidasi. Redaksi juga tengah menyiapkan laporan resmi ke Dewan Pers di Jakarta sebagai langkah perlindungan terhadap jurnalis di lapangan.
Pimpinan redaksi menegaskan bahwa kebebasan pers tidak boleh diganggu oleh tindakan yang berpotensi membungkam kerja jurnalistik. Ia menilai insiden ini harus menjadi perhatian serius agar tidak terulang, mengingat tugas wartawan dilindungi undang-undang dan bekerja untuk kepentingan publik. “Kami berharap kejadian seperti ini tidak lagi terjadi. Jurnalis harus bekerja tanpa rasa takut,” ujarnya.
Pimpinan Redaksi
No comments:
Post a Comment